Welcome GKI Taman Cibunut
Jl. Van Deventer No.11, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
About Us....Jl. Van Deventer No.11, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
About Us....Apakah Aku Layak ? Yes, 1:10-18, Maz 32:1-7, 2 Tes 1:2-4, 11-12, Luk 19:1-10. Bagi umat Israel ibadah kepada Allah itu adalah pusat, sentral, urat nadi kehidupan mereka berabad-abad lamanya. Dari lahir sampai meninggal, dari pagi sampai malam semua aktivitas hidup umat israel ada dalam aturan sebagai wujud ibadah, ungkapan penyembahan kepada Allah. Tetapi dengan berjalannya waktu, karena kebutuhan hidup, tekanan keadaan, cara pandang umat bergeser, ibadah menjadi sekadar rutinitas, sikap dan tindakan hidup umat menjadi jauh dari firman Tuhan. Umat hidup memberontak, menista dan berpaling membelakangi Tuhan (Yes 1:10-18). Memang umat masih tetap beribadah, mereka juga tidak berani sembarangan meninggalkan firman Tuhan, tetapi ibadah mereka sudah tidak punya dasar, tidak ada kesungguhan. Dan itu berdampak pada cara pandang hidup merkeka sehari-hari. Ibadah berjalan, kejahatan juga tetap ada. Alasan mereka: ..’kan tidak semua urusan hidup diatur oleh firman Tuhan, kan?’ Bahkan habis berbuat kejahatan mereka beribadah. Selesai ibadah, mereka berbuat jahat. Akibatnya Tuhan menolak ibadah mereka dengan pesan: ... ”belajarlah berbuat baik dan usahakan keadilan dengan berhenti berbuat jahat dan bertobatlah“. Rasul Paulus melihat keadaan umat di Tesalonika tidak baik-baik saja, namun mereka tidak terpecah-pecah, apalagi meninggalkan Tuhan. Karena itu Rasul Paulus memuji upaya mereka, untuk bertumbuh : ‘imanmu makin bertambah dan kasihmu makin kuat di antara kamu”. Rasul Paulus menasehati, “Supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilanNya”. Kata “layak” dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya wajar, pantas, patut, mulia, terhormat. Apakah kita semua layak, menjalani panggilan kita sebagai umatNya ? kita semua tidak layak, penuh kelemahan dan rapuh. Namun jika kita bertobat dan menaruhNya di pusat hidup kita, kita dilayakkan untuk melayani-Nya. Zakheus, orang Yahudi yang bekerja pada pemerintah Romawi sebagai pemungut cukai. Semua orang tahu bahwa tukang pajak itu menarik bayaran melebihi apa yang seharusnya, karena dari situ dia hidup. Sekalipun begitu, orang banyak berharap,sebagai orang Yahudi, Zakheus gak begitu, tarik pajak yang seharusnya saja, setidaknya tindakannya tidak kasar dan kejam. Kenyataannya, Zakheus menarik pajak bukan hanya melebihi jumlahnya, tapi memeras orang dengan kejam dan sadis. Dan umat tidak bisa berbuat apa-apa,pasrah. Sampai Zakheus itu dikenal sebagai pemungut cukai berdarah dingin, kaki tangan Romawi, kejam. Hingga Zakheus terkenal sebagai pemungut cukai, orang kaya yang kejam dengan ciri posturnya yang pendek. Sebagai pemimpin, Zakheus sering mendengar nama Yesus yang sedang menjadi perbincangan karena kemurahan hatiNya dan bahwa Dia Anak Allah. Masalahnya , Yesus akan datang ke kotanya dan melewati depan rumahnya. Semua orang keluar rumah mau melihat Yesus, termasuk Zakheus. Dia yang selama ini, mengunci diri di dalam rumah, ikut berlari-lari dan naik pohon. Sama seperti aktor paling terkenal Indonesia yang sehari-hari naik mobil Alpard dan kita hanya bisa melihat dia dari layar kaca, sekarang sendang lari-lari depan rumah kita menggunakan bakiak, mau ikut lomba lari bakiak, pasti menjadi pusat tontotan dan perbincangan orang banyak. Zakheus gak peduli apa kata orang, dia bertekad melihat Yesus. Yesus yang meliha nya, mengajaknya turun dari pohon dan akan menginap di rumahnya. Zakheus yang merasa tidak layak, tidak pantas mendapat perhatian Yesus, sekarang Dia menginap di rumahnya. Nama Zakheus dalam bahasa Ibrani, disebut Zakkay, artinya bersih, tidak bersalah atau benar. Selama ini hidup Zakehus tidak cocok dengan namanya , nama tidak sesuai dengan perilakunya. Namanya bersih tapi hidup kasar dan kejam. Sekarang setelah berjumpa Yesus, dia menjadi baik, berkomitmen mengembalikan setengah dari miliknya dan empat kali lipat dia kembalikan, sebagai wujud pertobatan dan persembahan syukurnya kepada Allah. Zakheus dilayakkan hidup sesuai namanya, sebagaimana panggilannya melayani Tuhan. Mari kita melayani Dia sesuai panggilan Nya, tempatkan Dia sebagai pusat hidup kita, sehingga kita melayani dengan kesungguhan, tidak didominasi orang lain apalgi ketakutan. Amin,
Sejumlah orang Belanda beraliran Gereformeerde bermukim di Bandung dan membentuk jemaat dewasa di Naripanweg 11 pada tanggal 1 Februari 1916 oleh jemaat induk Christelijke Gereformeerde Kerk te Batavia (Jemaat Kwitang Belanda). Itulah awal hadirnya De Gereformeerde Kerk van Bandoeng, dengan pendeta konsulen Pdt. H. A. van Andel dari Solo sampai Pdt. Dr. J. H. Bavinck dipanggil menjadi pendetanya. Beliaulah yang pada tanggal 18 Juli 1921 meletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja di van Deventerweg 15 (kini no. 11) dan meresmikannya pada tanggal 23 Desember 1921. Beliau melukiskan jemaat ini sebagai jemaat yang dikelilingi Tuhan sebagaimana gunung-gunung mengelilingi kota Yerusalem (Mazmur 125 : 2). Gambaran ayat ini tercantum pada cap gereja yang digunakan hingga tahun 1987.
Para pendeta berkebangsaan Belanda silih berganti menggembalakan jemaat, yang konon pernah berjumlah sekitar 900 orang ini. .....Lebih Detail....!