Welcome GKI Taman Cibunut
Jl. Van Deventer No.11, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
About Us....Jl. Van Deventer No.11, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
About Us....Dalam dunia yang penuh kebisingan, mendengarkan menjadi sebuah keterampilan yang langka. Apalagi mendengarkan suara Allah. Kita sering terburu-buru ingin bertindak, menyampaikan pendapat, atau mengubah keadaan. Namun, kisah-kisah dalam bacaan minggu ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu dimulai dari satu tindakan sederhana namun mendalam: mendengarkan. Dalam Kisah Para Rasul 16, kita membaca tentang seorang perempuan bernama Lidia, seorang pedagang kain ungu dari Tiatira. Ia seorang penyembah Allah, tetapi perjumpaannya dengan Paulus menjadi titik balik yang luar biasa. Bukan karena khotbah Paulus luar biasa panjang atau penuh retorika, tetapi karena Tuhan membuka hatinya untuk mendengarkan. Lidia mengajarkan kita bahwa perubahan hidup, pertobatan, dan bahkan pelayanan kepada orang lain berawal dari hati yang bersedia mendengar. Mendengar bukan hanya dengan telinga, tetapi dengan kerendahan hati dan keterbukaan untuk menerima firman Allah. Dalam Mazmur 67, Pemazmur berseru, “Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah!” Seruan ini bukan hanya ajakan untuk bersyukur, tetapi pengharapan bahwa seluruh dunia mau mendengarkan karya Allah. Ketika bangsa-bangsa mendengar tentang keadilan dan kasih Tuhan, mereka akan mengenal jalan-jalan-Nya. Mendengar membawa kita kepada pengenalan, dan pengenalan membawa kita pada penyembahan. Dunia akan berubah jika lebih banyak orang mendengarkan suara Tuhan Di dalam kitab Wahyu 21-22, melalui penglihatan Yohanes, kita melihat kota kudus yang tidak memerlukan Bait Suci atau matahari karena Allah sendiri hadir dan menjadi terang. Di sana tidak ada malam, tidak ada kutuk, yang ada hanyalah kehadiran Allah yang memulihkan segalanya. Namun, perhatikan bahwa umat Allah di kota itu adalah mereka yang telah mendengar panggilan-Nya dan membiarkan diri mereka dibentuk oleh firman dan Roh-Nya. Kota kudus adalah tempat bagi mereka yang telah belajar mendengar dan hidup menurut kehendak-Nya. Dalam Yohanes 14, Yesus berkata, “Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” Namun sebelum bisa menuruti, kita harus mendengarkan. Roh Kudus, Sang Penolong, akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan kita akan apa yang telah Yesus katakan. Itu berarti, mendengarkan Yesus hari ini memberi kita dasar untuk tetap berjalan dalam damai besok. Dalam dunia yang kacau, Yesus menawarkan damai yang berbeda dari dunia dan damai itu hadir bagi mereka yang membuka telinga dan hati untuk mendengar Dia. Apakah kita masih menyediakan ruang untuk mendengar Allah Apakah kita mendengarkan dengan hati yang terbuka seperti Lidia? Segala sesuatu yaitu pertobatan, penghiburan, pelayanan, bahkan damai sejahtera, berawal dari mendengarkan. Maka marilah kita membuka telinga dan hati bagi suara Tuhan hari ini.
Sejumlah orang Belanda beraliran Gereformeerde bermukim di Bandung dan membentuk jemaat dewasa di Naripanweg 11 pada tanggal 1 Februari 1916 oleh jemaat induk Christelijke Gereformeerde Kerk te Batavia (Jemaat Kwitang Belanda). Itulah awal hadirnya De Gereformeerde Kerk van Bandoeng, dengan pendeta konsulen Pdt. H. A. van Andel dari Solo sampai Pdt. Dr. J. H. Bavinck dipanggil menjadi pendetanya. Beliaulah yang pada tanggal 18 Juli 1921 meletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja di van Deventerweg 15 (kini no. 11) dan meresmikannya pada tanggal 23 Desember 1921. Beliau melukiskan jemaat ini sebagai jemaat yang dikelilingi Tuhan sebagaimana gunung-gunung mengelilingi kota Yerusalem (Mazmur 125 : 2). Gambaran ayat ini tercantum pada cap gereja yang digunakan hingga tahun 1987.
Para pendeta berkebangsaan Belanda silih berganti menggembalakan jemaat, yang konon pernah berjumlah sekitar 900 orang ini. .....Lebih Detail....!