Welcome GKI Taman Cibunut

Jl. Van Deventer No.11, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112

About Us....

Renungan Minggu Ini

Menjembatani Kekayaan dan Kemiskinan

Bacaan I: Amos 6:1a,4-7 | Antar Bacaan: Mazmur 146 Bacaan II: 1 Timotius 6:6-19 | Bacaan Injil: Lukas 16:19-31

Pdt. Nathaniel V. Saleky

Beberapa waktu lalu, DPR RI sempat didemo karena kebijakan tunjangan rumah yang dinilai tidak empatis kepada rakyat. Bukan hanya itu, doyan pamer gaya hidup mewah juga menjadi pemicunya. Seperti di Indonesia, di Nepal, kita dengar juga demonstrasi dari Gen-Z yang menuntut, selain karena blokir sosial media, tetapi juga karena ketidakadilan sosial-ekonomi. Para pejabat doyan pamer gaya hidup mewah. Hal itu menyebabkan kerusuhan pecah di mana-mana. Tak bisa dipungkiri, kesenjangan sosial seperti ini menyebabkan tindakan kekerasan bisa terjadi. Jika tidak teratasi, maka kehancuran global tidak akan terhindarkan Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19–31) merupakan salah satu pengajaran Yesus yang paling tajam dalam menyingkapkan jurang antara kaya dan miskin di dunia, serta konsekuensinya dalam terang kekekalan. Gambaran orang kaya yang berpakaian ungu dan lenan halus, menikmati kemewahan setiap hari, melukiskan kelas elite Palestina abad pertama yang hidup dalam budaya konsumtif dan berjarak dari realitas penderitaan rakyat kecil. Sementara itu, Lazarus, yang namanya berarti “Allah menolong”, terbaring di depan pintu orang kaya dengan tubuh penuh borok, lapar, bahkan hanya ditemani anjing-anjing jalanan. Jurang sosial itu sangat dekat secara geografis, hanya terpisah oleh sebuah pintu rumah, tetapi amat jauh secara moral dan spiritual. Ketidakpedulian orang kaya menjadi dosa utamanya, sebab setiap hari ia melihat Lazarus namun memilih untuk menutup mata, hati, dan tangannya. Setelah kematian, Yesus menggambarkan pembalikan keadaan: Lazarus yang miskin dipeluk dalam pangkuan Abraham, simbol keamanan dan penghiburan bagi umat Allah, sementara orang kaya menderita di alam maut. Jurang yang tidak dijembatani di dunia berubah menjadi jurang kekal yang tidak dapat diseberangi di akhirat. Pesan teologis dari perumpamaan ini menegaskan bahwa kekayaan tidaklah netral, melainkan selalu menuntut pertanggungjawaban moral: apakah ia dipakai sebagai sarana kasih, solidaritas, dan keadilan, ataukah hanya untuk memperkuat ego dan menutup mata terhadap penderitaan orang lain. Yesus menolak permintaan orang kaya agar Lazarus diutus kembali ke dunia untuk memperingatkan keluarganya, dengan mengatakan bahwa hukum Taurat dan para nabi sudah cukup sebagai pedoman hidup; artinya, kita tidak perlu menunggu tanda ajaib atau mukjizat untuk mengasihi, sebab Firman Allah sudah jelas menuntun kita pada jalan kebenaran. Bagi kita hari ini, perumpamaan ini berbicara sangat relevan, sebab jurang kaya-miskin masih begitu nyata di masyarakat kita: di satu sisi ada orang yang bisa menghabiskan harta untuk kemewahan, sementara di sisi lain masih banyak orang yang berjuang untuk sekadar makan dan bertahan hidup; ada yang menikmati fasilitas pendidikan dan kesehatan terbaik, sementara yang lain tidak memiliki akses sama sekali. Kekristenan memanggil kita untuk tidak menutup mata terhadap Lazarus-Lazarus modern di sekitar kita misalnya anak-anak jalanan, buruh harian, pengungsi, orang sakit miskin, dan mereka yang terpinggirkan. Menjembatani jurang itu berarti menggunakan segala berkat yang dipercayakan Tuhan, baik kekayaan materi, pengetahuan, maupun relasi, untuk membangun solidaritas, menciptakan keadilan, dan menghadirkan kasih Allah dalam kehidupan nyata. Gereja dan orang percaya dipanggil bukan hanya untuk beribadah, melainkan juga menjadi agen transformasi sosial: menyediakan rumah singgah, mendukung pendidikan anak-anak miskin, memberi beasiswa, melayani kesehatan masyarakat, serta memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak pada kaum lemah. Dengan demikian, kekayaan tidak menjadi tembok pemisah, melainkan jembatan kasih. Hidup kita di dunia ini hanya sementara, dan cara kita memperlakukan sesama akan menentukan bagaimana kita dipandang di hadapan Allah dalam kekekalan. Kristus sendiri, yang kaya, rela menjadi miskin demi kita, agar melalui kemiskinan-Nya kita menjadi kaya (2 Korintus 8:9). Maka, mengikuti jejak-Nya berarti merelakan diri dipakai Tuhan untuk menjembatani jurang kekayaan dan kemiskinan dengan cinta kasih yang nyata, sehingga hidup kita bukan hanya berlimpah dalam berkat, tetapi juga berbuah dalam keadilan, solidaritas, dan belas kasih yang mengalir bagi sesama. Selamat menjadi berkat menjadi sesama. Amin

Para Pengerja - Jadwal Ibadah

Para Pengerja

  • Pdt. Nathaniel Valentino Saleky

Kebaktian Umum

  • Kebaktian Umum Pkl. 07.00
  • Kebaktian Umum Pkl. 09.30
  • Kebaktian Umum Pkl. 17.00

Kebaktian Anak

  • Kebaktian Komisi Anak kelas sekolah Minggu pkl. 07.00
  • Kebaktian Komisi Anak kelas sekolah Minggu pkl. 09.30
  • Kebaktian Komisi Anak kelas Tunas Remaja pkl. 09.30

Kebaktian Remaja

  • Kebaktian Gabungan Remaja-Pemuda Pkl. 09.30

Kebaktian Pemuda

  • Kebaktian Gabungan Remaja-Pemuda Pkl. 09.30

Kebaktian Bajem Rancaekek

  • Kebaktian Umum Pkl. 09.30 (Mg 2 & Mg 4)

Tentang Kami

Tentang kami

Sejarah GKI Taman Cibunut

Sejumlah orang Belanda beraliran Gereformeerde bermukim di Bandung dan membentuk jemaat dewasa di Naripanweg 11 pada tanggal 1 Februari 1916 oleh jemaat induk Christelijke Gereformeerde Kerk te Batavia (Jemaat Kwitang Belanda). Itulah awal hadirnya De Gereformeerde Kerk van Bandoeng, dengan pendeta konsulen Pdt. H. A. van Andel dari Solo sampai Pdt. Dr. J. H. Bavinck dipanggil menjadi pendetanya. Beliaulah yang pada tanggal 18 Juli 1921 meletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja di van Deventerweg 15 (kini no. 11) dan meresmikannya pada tanggal 23 Desember 1921. Beliau melukiskan jemaat ini sebagai jemaat yang dikelilingi Tuhan sebagaimana gunung-gunung mengelilingi kota Yerusalem (Mazmur 125 : 2). Gambaran ayat ini tercantum pada cap gereja yang digunakan hingga tahun 1987.

Para pendeta berkebangsaan Belanda silih berganti menggembalakan jemaat, yang konon pernah berjumlah sekitar 900 orang ini. .....Lebih Detail....!

New Event

20-07-2024

No Event

Enliven! KRKP: Commitees

21-07-2024

No Event

Retreat KR-KP: Enliven!

16-04-2024

No Event

Malam Keakraban Komisi Pemuda

06-10-2024

No Event

Katekisasi Sidi